Game memang menjadi teman setia kita disaat bosan, sedih, marah, ataupun bahagia. Bermacam-macam game terus bermunculan disetiap tahunnya dan kita pun berlomba untuk memainkannya, tapi apa kamu tau dampak baik dan buruknya bermain game itu? Tidak semua jenis game berdampak buruk, tapi ada juga jenis game yang berdampak baik, contohnya jenis game adventure yang sarat dengan penyelesaian puzzle-puzzle yang membuat otak kita berpikir lebih cepat, jenis game sport seperti sepak bola misalnya, bisa membuat kita menjadi lebih pintar dalam mengatur strategi untuk mengalahkan lawan main.
Namun tidak sedikit pula jenis-jenis game yang memang kurang baik, misalkan jenis game Fighter yang terlalu banyak kekerasan dalam permainanya, dan juga jenis game war/perang yang mungkin kurang baik untuk dimainkan anak-anak dibawah umur 13 tahun.
Agar lebih jelasnya mending kamu baca aja nih dampak baik dan buruknya bermain game dibawah ini.
~ Dampak Baik Bermain Game ~ 1) Membuat orang pintar Penelitian di Manchester University dan Central Lanchashire University membuktikan bahwa penggemar game yang bermain game 18 jam per minggu memiliki koordinasi yang baik antara tangan dan mata setara dengan kemampuan atlet.
Dr. Jo Bryce, kepala penelitian menemukan bahwa hardcore gamer punya daya konsentrasi tinggi yang memungkinkan mereka mampu menuntaskan beberapa tugas.
Penelitian lain di Rochester University mengungkapkan bahwa anak-anak yang memainkan game action secara teratur memiliki ketajaman mata yang lebih cepat daripada mereka yang tidak terbiasa dengan joypad.
Dr. Jo Bryce, kepala penelitian menemukan bahwa hardcore gamer punya daya konsentrasi tinggi yang memungkinkan mereka mampu menuntaskan beberapa tugas.
Penelitian lain di Rochester University mengungkapkan bahwa anak-anak yang memainkan game action secara teratur memiliki ketajaman mata yang lebih cepat daripada mereka yang tidak terbiasa dengan joypad.
2) Rajin membaca
Video game dibuat bukan untuk menggantikan buku. Jadi, keluhan soal bermain game yang dapat menurunkan budaya membaca tidaklah beralasan. Justru kebalikannya. Psikolog di Finland University menyatakan bahwa video game bisa membantu anak-anakdislexia untuk meningkatkan kemampuan baca mereka.
Begitu pula gamer yang hobi memainkan game berjenis Role-Playing Game (RPG) di konsol modern. Dialog-dialog dalam RPG-RPG kenamaan seperti Final Fantasy dan Phantasy Star dapat memacu otak untuk mencerna cerita.
Video game dibuat bukan untuk menggantikan buku. Jadi, keluhan soal bermain game yang dapat menurunkan budaya membaca tidaklah beralasan. Justru kebalikannya. Psikolog di Finland University menyatakan bahwa video game bisa membantu anak-anakdislexia untuk meningkatkan kemampuan baca mereka.
Begitu pula gamer yang hobi memainkan game berjenis Role-Playing Game (RPG) di konsol modern. Dialog-dialog dalam RPG-RPG kenamaan seperti Final Fantasy dan Phantasy Star dapat memacu otak untuk mencerna cerita.
3) Membantu bersosialisasi Beberapa profesor di Loyola University, Chicago telah mengadakan penelitian dalam komunitas Counter Strike, game First Person Shooter PC yang telah dibuat versi Xbox-nya. Menurut mereka, game online dapat menumbuhkan interaksi sosial yang menentang stereotip gamer yang terisolasi. Sama juga dengan komunitas game RPG EverQuest dan Phantasy Star Online. Game-game ini menyediakan sarana interaksi sosial di kalangan anak remaja.
4) Mengusir stres Politikus dan orang tua meributkan kekerasan akibat video game. Sebetulnya, mereka tak mau mengakui kalau game itu salah satu cara yang tidak berbahaya untuk mengusir stres. Pertempurannya virtual, senjatanya palsu, dan darahnya juga bohongan. Bahkan “first-person shooter” yang paling keras pun serba digital. Para peneliti di Indiana University menjelaskan bahwa bermain game dapat mengendurkan ketegangan syaraf.
5) Memulihkan kondisi tubuh Game terbukti dapat digunakan untuk pasien yang sedang mendapat terapi fisik. “Biarkan mereka main” kata Dr. Mark Griffiths, psikolog di Nottingham Trent University. Ia melakukan penelitian sejauh mana manfaat game dalam terapi fisik.
“Latihan fisik yang berulang-ulang dan membosankan agak sulit menyembuhkan seseorang akibat luka parah.” Pengenalan video game dalam terapi fisik ternyata sangat menguntungkan. Beberapa game digunakannya untuk membentuk otot sampai melatih anak-anak yang menderita diabetes sebagai pelengkap pengobatan medis.
“Latihan fisik yang berulang-ulang dan membosankan agak sulit menyembuhkan seseorang akibat luka parah.” Pengenalan video game dalam terapi fisik ternyata sangat menguntungkan. Beberapa game digunakannya untuk membentuk otot sampai melatih anak-anak yang menderita diabetes sebagai pelengkap pengobatan medis.
~ Dampak Buruk Bermain Game ~ 1) Membuat orang jadi bodoh Profesor Ryuta Kawashima di Universitas Sendai`s Tokohu menyimpulkan bahwa “sound” dan “vision” game-game Nintendodapat merusak sebagian otak, walaupun tidak menstimulasi bagian lain. “Kami cemas dengan generasi anak-anak berikutnya yang main video game” ujar Kawashima.
“Kegiatan ini berdampak munculnya kekerasan di masyarakat. Anak-anak itu akan berlaku yang lebih buruk lagi kalau mereka cuma main game dan mogok belajar matematika atau tidak suka membaca.”
“Kegiatan ini berdampak munculnya kekerasan di masyarakat. Anak-anak itu akan berlaku yang lebih buruk lagi kalau mereka cuma main game dan mogok belajar matematika atau tidak suka membaca.”
2) Membuat terisolir Dulu pernah terjadi kematian tragis gara-gara game. Shawn Woolley, fans berat EverQuest tewas setelah bermain game online. Kini ibu Woolley mengelola OnLine Gamers Anonymous, grup berbasis Web untuk orang-orang telah terisolasi dan terbuang akibat game. Jumlah anggotanya sekarang mencapai 650 orang (data terakhir tahun 2003).
3) Bikin ketagihan Orang tua, pasangan suami istri, dan sejumlah ilmuwan mengamati fenomena yang disebut “ketagihan video game”. Fenomena ini sering terjadi di kalangan penggemar game berjenis Massive Multiplayer Online RPG (MMORPG) seperti Ragnarok Online, Pangya, atau serial klasik EverQuest. Mereka jadi malas bekerja, bersosialisasi dengan teman, bahkan kehilangan nafsu makan.
4) Mengganggu kesehatan Kritik bermunculan seputar pengendali (controller) yang bisa menimbulkan rasa sakit di jari dan tangan. Pada tahun 2002, Jurnal Kesehatan Inggris mempublikasikan artikel tentang seorang anak berusia 15 tahun yang mengalami radang jari tangan setelah mainPlaystation selama 7 jam non-stop. Dokter-dokter menganalisa kalau anak itu menderita “sindrom vibrasi lengan” karena terlalu lama memegang pengendali (controller).
5) Menimbulkan kekerasan Kalau boleh dibilang, ini adalah salah satu alasan terbesar mengapa video game dianggap buruk. Kontroversi ini muncul tahun 1993 ketika senator Joseph Lieberman berkampanye menentang serial Mortal Kombat, sebuah game pertarungan yang penuh adegan kekerasan dan banjir darah. Ia juga menarik penayangan serial tv anak, Captain Kangaroo.
Udah tau dong sekarang gimana baik dan buruknya bermain game itu!! Bermain game hanya untuk melepas stres, penat, dan mengisi waktu luang mungkin itu tidak terlalu berdampak buruk bagi kita, asalkan jangan bermain game terlalu berlebihan.
Pendapat saya sendiri :
Memang dampak buruk dari game itu sangat merugikan. Apalagi sampai ada yang rela bolos sekolah dan bahkan mencuri hanya untuk sebuah game. Tapi tidak selamanya game berdampak buruk, ada juga seorang milyarder sukses hanya karena game, tapi kebanyakan dari orang - orang kaya atau keturunan dari orang kaya. Jarang sekali ditemukan orang (maaf jika lancang) berasal dari keluarga sederhana/miskin yang sukses karena game (mungkin OP warent). Maka dari itu untuk kita, anak yang masih minta uang jajan dari orang tua untuk lebih bisa mengendalikan diri terhadap game yang kita mainkan. Cukup hanya untuk sebuah hiburan semata, tidak perlu berlebihan tapi jika sudah bisa mencukupi kebutuhan sendiri terserah anda. MAAF MALAH CERAMAH.
0 komentar:
Posting Komentar